🐼 Apa Saja Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang

Rumahadat Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Kampung Adat Wae Rebo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT tepatnya di Gunung Pocoroko. Mbaru Niang merupakan salah satu rumah adat NTT yang mendapat penghargaan dengan kategori konservasi warisan budaya dari UNESCO Asia-Pasifik tahun 2012 dan menjadi salah satu Wajarsaja. Itu lantaran beberapa tahun lalu, lenong pernah wara-wiri di televisi, dan memori kita masih merekam baik beberapa pemainnya. Lenong yang merupakan teater tradisional dari Betawi memang sangat popular. Biasanya ditampilkan dalam berbagai acara hajatan dan perayaan-perayaan lainnya. Di dalamnya berisi cerita-cerita tentang kehidupan Rumah adat Gendang yang biasa disebut Mbaru Niang. Rumah Adat Bali Terbuat Dari Apa? Selain itu, arsitektur Bali juga sangat dipengaruhi oleh tradisi agama Hindu dan unsur Jawa kuno. Oleh karena itu, rumah adat Bali biasanya menggunakan beberapa bahan seperti atap jerami, kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata. Apa Saja 10 MbaruNiang, Rumah Adat Berbentuk Kerucut Nah, di Waerebo ini terdapat tujuh rumah adat Suku Manggarai, salah satunya adalah rumah adat Gendang, yang disebut juga sebagai Mbaru Niang. Rumah adat ini memiliki keunikan bentuknya yang seperti kerucut. Selain itu, rumah adat ini juga cukup tinggi, yaitu mencapai 15 meter. Apa saja keunikan dari Rumahadat milik suku Wae Rebo ini disebut Mbaru Niang. Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai. Setiap lantainya memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda beda. Pada lantai pertama rumah ini yang disebut lutur atau tenda akan di gunakan oleh si pemilik rumah untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Itulahkeunikan rumah adat Mbaru Niang di kampung Wae Rebo, Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur - Indonesia. Rumah adat yang berdiameter 15 m dan memiliki 5 lantai ini memang sudah langka dan tinggal hanya beberapa unit saja. Rumah ini biasanya dihuni 6 sampai 8 keluarga. Ciriciri Rumah Krong Bade. Rumah Krong Bade berbentuk persegi panjang yang memanjang dari timur ke barat. Baca juga: Rumah Adat Aceh: Nama, Ciri Khas, Filosofi, dan Fungsi Tiap Bagiannya. Rumah ini memiliki tangga di depan rumah yang berfungsi untuk masuk ke dalam rumah. Tinggi tangga tersebut sekitar 2,5-3 meter dari permukaan tanah. MemilikiTradisi Pemakaman yang Unik, Ini 5 Fakta Desa Trunyan di Bali. Desa Trunyan, Desa Wisata Bali dengan Sejuta Keunikan – CONTOH DESA. 5 Keunikan Bali Tak Ada di Daerah lain, Bahkan Satu-satunya di Dunia - Suara Bali. apa saja keunikan desa desa pada bacaan Desa unik di Bali - Brainly.co.id. 6 Fakta Desa Trunyan dan Tradisi Pemakaman NiangDangka memiliki tinggi 15 meter dan 5 lantai, setiap lantainya memiliki fungsi masing-masing seperti tempat tinggal hingga tempat ritual adat. Satu bangunan Mbaru Niang dapat dihuni enam hingga delapan keluarga, saat ini terdapat tujuh bangunan Mbaru Niang di Desa Wae Rebo. . Rumah Adat Mbaru, ada yang pernah mendengarnya? Nah, mungkin kalian yang belum kenal wajib banget buat tahu karena rumah adat Mbaru niang ini merupakan rumah adat dari NTT yang bentuknya terkenal unik. Tidak lupa rumah adat ini juga sudah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO Asia-Pacific. Rumah adat Mbaru niang ini adalah rumah adat dari Desa Wae Rebo yang berada di kawasan pegunungan Manggarai. Yuk kenalan lebih lanjut sama rumah adat Mbaru Niang Khas NTT! Atap Rumah dari Daun Lontar Iya, atap rumah adat Mbaru NTT ini bukan terbuat dari keramik, seng, atau genting pada umumnya. Atap rumah adat Mbaru ini terbuat dari Daun Lontar yang telah dikeringkan. Daun Lontar ini menutupi rumah hingga bisa menyentuh tanah. Keren dan unik banget pastinya! Atap Rumah berbentuk Limas Sumber Gambar Pasti kalau melihat rumah dari atas baru ke bawah. Nah, ini juga berlaku untuk rumah adat Mbaru. Kita pasti akan langsung terkagum karena bentuk atapnya yang menyerupai kerucut. Tapi yang paling mengejutkan kalau dilihat dari keseluruhan rumah ternyata bentuknya limas, yang selimutnya baru berbentuk kerucut dan alasnya lingkaran. Menurut adat dan kepercayaan Wae Rebo, bentuk kecurut ini memiliki filosofi yaitu sebagai simbol perlindungan dan persatuan rakyat. Bentuk lingkaran lantai rumah memiliki filosofi yang melambangkan keadilan dan juga harmonisasi dalam berkeluarga maupun jadi warga negara. Unik banget, kan! Dibangun Tanpa Menggunakan Paku Sumber Gambar Keunikan tidak hanya sampai disini saja, karena jika kamu melihat lebih teliti bangunan rumahnya. Kamu tidak akan menemukan paku satupun didalamnya. Untuk menggantinya, mereka menggunakan tali rotan sebagai pengait antar bagian pada rumah Mbaru Niang. Tapi untuk kekuatan, hmm jangan diragukan! Karena apa? Rumah ini malah mampu bertahan di pegunungan, padahal area pegunungan sendiri anginnya cukup kencang. Memiliki 5 Lantai Sumber Gambar Tribunnews Dengan ketinggian mencapai 15 meter, bukan tanpa suatu alasan karena rumah Mbaru Niang ini ternyata mempunya 5 lantai. 5 lantai ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada lantai pertama memiliki fungsi untuk tempat berkumpulnya keluarga. Pada lantai dengan tingkatan kedua ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan makanan dan juga barang untuk keperluan dan tingkatan ini disebut dengan area loteng. Lantai ketiga untuk menyimpan benih-benih untuk tanaman yang akan ditanam. Kemudian tingkat keempat atau lantai empat ini digunakan untuk menyimpan stok makanan jika kalau terjadi sesuatu seperti kekeringan atau gagal panen. Dan yang terakhir lantai 5 untuk menaruh sesajian. Jumlahnya Selalu 7 Sumber Gambar Jumlah dari rumah Mbaru ini hanya boleh 7 tidak boleh lebih, hal itu berlangsung semenjak sebelum abad ke-18. Rumah ini akan selalu tetap 7 karena memiliki lambang yang berarti penghormatan pada tujuh arah gunung yang diyakini sebagai pelindung kampung adat tersebut. Lantainya Tidak Boleh Menyentuh Tanah Sumber Gambar Rumah ini memiliki aturan adat dari leluhur masyarakat Wae Rebo bahwa lantai rumahnya tidak boleh menyentuh lantai. Ijuk yang menjadi dinding selimut bangunan yang menjulur ke bawah nyatanya tidak menyentuh tanah karena rumah adat ini memiliki kolong rumah setinggi satu meter. Nah, itu tadi beberapa keunikan rumah adat Mbaru Niang dari desa Wae Rebo. Jadi penasaran kan buat berwisata ke rumah adat khas NTT ini! Gambar-gambar Rumah Adat Mbaru Niang Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang Jenis-jenis Rumah Adat Mbaru Niang Keuntungan dan Manfaat Mengunjungi Rumah Adat Mbaru Niang Kesimpulan Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Berbagai Rumah√ Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Rumah, Pakaian, Tarian [Lengkap]Gambar Rumah Adat Wae Rebo – PulpKeunikan Rumah Adat Mbaru Niang Di Nusa Tenggara Timur Kumeok MemehSebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Sebutkan ItuIndonesia Promotes Mbaru Niang At Madrid International ExhibitionRumah Mbaru Niang, Rumah Adat Di Kampung Wae Rebo NTT Halaman AllRumah Adat Mbaru Niang Adalah Rumah Adat Suku Bangsa – Rumah Belajar Rumah Adat Mbaru Niang merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menarik di Indonesia. Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai keunikan, jenis-jenis, keuntungan, manfaat, dan kesimpulan dari rumah adat yang sangat khas ini. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, yuk kita lihat terlebih dahulu beberapa gambar yang menunjukkan keindahan dari rumah adat Mbaru Niang. Gambar-gambar Rumah Adat Mbaru Niang Setelah melihat beberapa gambar di atas, tentunya Anda semakin penasaran mengenai keunikan dari rumah adat Mbaru Niang. Simak penjelasannya di bawah ini! Rumah adat Mbaru Niang memiliki beberapa keunikan yang membuatnya sangat khas dan menarik untuk dikunjungi. Di antaranya adalah sebagai berikut Rumah adat ini memiliki bentuk atap yang unik, yaitu berbentuk seperti perahu terbalik. Atapnya sangat tinggi dan kedua ujungnya menyerupai tanduk kerbau. Rumah adat Mbaru Niang dibangun tanpa menggunakan paku atau kayu modern, melainkan hanya menggunakan tali rami dan bambu. Hal ini sangat menakjubkan mengingat kekuatan dan keindahan dari rumah adat ini. Di dalam rumah adat Mbaru Niang terdapat lumbung padi di bagian atas. Lumbung padi ini digunakan untuk menyimpan hasil panen masyarakat setempat. Selain itu, di bagian atas tersebut terdapat ruang tidur dan ruang santai. Dari segi desain interior, rumah adat Mbaru Niang sangat sederhana namun elegan. Di dalamnya terdapat ukiran-ukiran yang merupakan ciri khas dari masyarakat Sumba. Rumah adat Mbaru Niang biasanya ditempatkan di atas bukit, sehingga memiliki pemandangan yang sangat indah. Dari sana, kita bisa melihat keindahan alam sekitar dan juga desa-desa sekitar. Tentunya keunikan-keunikan di atas membuat rumah adat Mbaru Niang semakin menarik untuk dikunjungi. Selain keunikan tersebut, rumah adat Mbaru Niang juga memiliki beberapa jenis yang berbeda. Apa saja jenis-jenisnya? Simak penjelasan di bawah ini. Jenis-jenis Rumah Adat Mbaru Niang Rumah adat Mbaru Niang sebenarnya terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Setiap jenisnya memiliki ciri khas dan keunikan tertentu. Berikut ini adalah jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang yang perlu Anda ketahui Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki lima tingkat. Ini merupakan model paling umum dan banyak ditemukan di daerah Sumba. Rumah adat ini memiliki atap yang tinggi dan dinding yang terbuat dari dinding kayu. Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki empat tingkat. Jenis ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan jenis pertama, namun hanya memiliki empat tingkat. Biasanya digunakan oleh keluarga yang terdiri dari beberapa orang saja. Rumah adat Mbaru Niang yang memiliki tiga tingkat. Jenis ini paling sedikit dan biasanya digunakan oleh keluarga yang hanya terdiri dari satu atau dua orang. Bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan dengan jenis yang lain. Setelah mengetahui jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang, tentunya Anda semakin tertarik untuk mengunjunginya. Selain itu, ada juga Keuntungan dan Manfaat yang bisa didapatkan dari rumah adat Mbaru Niang. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di bawah ini. Keuntungan dan Manfaat Mengunjungi Rumah Adat Mbaru Niang Mengunjungi rumah adat Mbaru Niang ternyata memiliki banyak keuntungan dan manfaat yang tidak bisa Anda lewatkan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya Dapat mengenal lebih dekat kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Sumba. Dapat menikmati keindahan alam sekitar yang sangat menakjubkan. Dapat belajar tentang teknik bangunan tradisional yang sangat unik dan menarik. Dapat merasakan suasana yang tenang dan damai di desa-desa sekitar rumah adat Mbaru Niang. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang kekayaan Indonesia. Dengan berbagai keuntungan dan manfaat tersebut, mengunjungi rumah adat Mbaru Niang pastinya akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Selain itu, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil dari bahasan ini. Apa sajakah itu? Simak penjelasannya di bawah ini. Kesimpulan Rumah adat Mbaru Niang merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat menarik di Indonesia. Rumah adat ini memiliki keunikan, jenis-jenis, keuntungan, dan manfaat yang sangat menarik untuk diketahui dan dipelajari. Keunikan rumah adat Mbaru Niang terletak pada bentuk atap yang unik, bahan bangunan yang digunakan yang sangat alami, dan interior yang sederhana namun elegan. Jenis-jenis rumah adat Mbaru Niang terdiri dari lima tingkat, empat tingkat, dan tiga tingkat. Ada beberapa keuntungan dan manfaat yang bisa didapatkan dari mengunjungi rumah adat Mbaru Niang, seperti mengenal kebudayaan masyarakat setempat, menikmati keindahan alam sekitar, dan belajar tentang teknik bangunan tradisional. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengunjungi rumah adat Mbaru Niang dan merasakan suasana yang tenang dan damai di desa-desa sekitarnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat tentang kebudayaan Indonesia. Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Berbagai Rumah √ Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Rumah, Pakaian, Tarian [Lengkap] Gambar Rumah Adat Wae Rebo – Pulp Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang Di Nusa Tenggara Timur Kumeok Memeh Sebutkan Keunikan Dari Rumah Adat Mbaru Niang – Sebutkan Itu Indonesia Promotes Mbaru Niang At Madrid International Exhibition Rumah Mbaru Niang, Rumah Adat Di Kampung Wae Rebo NTT Halaman All Rumah Adat Mbaru Niang Adalah Rumah Adat Suku Bangsa – Rumah Belajar Apa Saja Bagian Rumah Adat Mbaru Niang Dan Fungsinya – Mbaru Nyang adalah rumah adat di Pulau Flores, Indonesia. Rumah adat Mbaru Nyan berbentuk kerucut dan memiliki lima lantai dengan tinggi 15 meter. Rumah Adat Mbaru Niang terbilang langka karena hanya bisa ditemukan di Desa Adat Wa Rebo yang terpencil di pegunungan. Pada tahun 2012, upaya konservasi Mbaru Nyanga memenangkan penghargaan tertinggi UNESCO Asia-Pasifik untuk kategori Pelestarian Warisan Budaya dan menjadi salah satu nominasi Penghargaan Arsitektur Aga Khan 2013. Mbaru Nyang berbentuk kerucut, hampir menyentuh tanah. Atap rumah adat Mbaru Nyang menggunakan daun lontar. Mirip dengan rumah “rumah” tradisional Papua, Mbaru Nyang adalah bangunan berbentuk kerucut yang sangat tinggi dan ditutupi dengan ijuk. Mbaru Nyang memiliki 5 tingkat dan terbuat dari kayu dan bambu serta dibangun tanpa paku. Ini adalah tali rotan yang kuat yang menyatukan struktur bangunan. Enam sampai delapan keluarga tinggal di setiap mbaru niang. Terletak di dekat Taman Nasional Komodo. Berada di ketinggian sekitar 1100 mdpl, Wa Rebo merupakan desa terpencil yang dikelilingi pegunungan dan panorama hutan hujan lebat di Kabupaten Mangarai Barat, Pulau Flores. Wae Rebo kini telah menjadi destinasi ekowisata yang populer. Untuk mencapai Wa Rebo, Anda bisa mengambil rute melalui Ruteng dan menempuh perjalanan dari Desa Cebu Denge menuju Sungai Ras Wa. Rumah Adat Mbaru Niang, Wae Rebo Desa Wa Rebo dapat ditempuh dalam waktu 4 jam dari Ruteng ke desa Dintor. Dari Dintor, jalan lurus ke atas gunung. Seberangi sawah dan jalan dari Cebu ke Dengue. Perjalanan dilanjutkan menuju Sungai Wa Lomba. Hanya ketika sungai mencapai desa Wa Rebo. Sebelum kita membahas tentang Rumah Adat Waerebo, pertama-tama kita akan menjelaskan sedikit tentang apa itu Kampung Adat Waerebo dan bagaimana sejarahnya hingga bisa terbentuk. Vaerebo adalah desa jarum tradisional yang terletak di Mangarai. Hingga saat ini, penduduk Warebo terus melestarikan alam dan budaya asli yang diciptakan oleh nenek moyang mereka. Leluhur orang Wairebo disebut Empo Maro. Empo Maro berasal dari Minatkabau, Sumatera. Ia dan keluarganya meninggalkan Sumatera dan tiba di Labuan Bajo, Flores. Mereka melanjutkan perjalanan ke utara hingga menemukan tempat bernama Varaloka. Menurut cerita kuno, Empo Maro berpindah dari satu kampung ke kampung lain, dari Waraloka, lalu ke Mangapaan, lalu Todo, Popo, Liho, Mofo, Golo Ponto, Ndara, Golo Pando, Golo Damu dan akhirnya menetap di Werebo. , tempat mereka tinggal dan memiliki anak hingga saat ini. Werebo adalah tempat terakhir yang dipilih Empo Maro karena mimpinya menyuruhnya pindah ke tempat lain di Timur. Masyarakat Empo Mar masih melestarikan desa adat dan budayanya hingga saat ini. Seperti yang disarankan oleh bahasa setempat, “ Yang artinya “Waerebo adalah tanah air, warisan dan tanah air yang tidak akan pernah terlupakan”. Sementara kebanyakan orang tinggal di dataran rendah dan memiliki kondisi yang menguntungkan, orang Warrebo memilih untuk tinggal di desa mereka dan melestarikan budaya lokal mereka. Fungsi Dan Makna Ruang Pada Rumah Adat Mbaru Niang Wae Rebo Waerebo merupakan satu-satunya desa adat di Mangarai yang masih mempertahankan bentuk rumah adat yang mereka sebut Mbaru Nyang. Nyatanya, Todo lebih dari sekadar Mbaru Nyang yang berdiri tegak di Todo dan tidak tinggal di sana. “Mbaru” artinya “Rumah”. Nyang berarti panjang dan bulat. Mbaru Nyang adalah rumah kerucut yang menjulang ke atas. Menurut Francis Mudir Kepala Dinas Pariwisata Waerebo, rumah berbentuk kerucut itu merupakan simbol perlindungan dan persatuan bagi warga Waerebo. Lantai melingkar melambangkan keharmonisan dan keadilan di antara masyarakat dan keluarga Mbaru Nyang. Dilestarikan secara turun temurun oleh masyarakat Waereb Mbaru Nianga, bangunan ini dibangun oleh nenek moyang mereka pada tahun 1920-an. Nenek moyang mereka mewarisi 7 rumah milik Mbaru Nyan, meski dari 7 rumah tersebut tiga di antaranya rusak. Pada tahun 2008, tujuh rumah di Mbaru Nyan dibangun kembali sebagai bagian dari program rehabilitasi yang didukung oleh Yayasan Tri Utomo dan Yayasan Panti Werdha. Selama proses rekonstruksi, semua proses dilakukan oleh warga Warebo sendiri, agar nilai sejarah dan keasliannya tidak hilang. Proses rekonstruksi ini memegang peranan yang sangat penting karena pendidikan dari orang tua ke orang muda, dimana orang muda akan tinggal di tempat dan melestarikan budaya nenek moyang mereka. Usaha dan upaya masyarakat Warebo untuk melestarikan sejarah, budaya dan kearifannya tidak luput dari perhatian salah satu organisasi dunia yaitu UNESCO. Organisasi tersebut menyerahkan penghargaan tersebut kepada desa Vaerebo August 27, 2012 Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada mereka yang terlibat dalam perlindungan cagar budaya. Rumah Adat Nusa Tenggara Timur Serta Penjelasannya Tujuh rumah Mbaru Nyan yang dibangun oleh nenek moyang mereka untuk menghormati 7 arah mata angin dari puncak bukit di sekitar Kampung Werebo. Mereka percaya bahwa ini adalah cara untuk menghormati roh mekar. Semua Mbaru Nyang berdiri di atas tanah datar dan dibangun di sekitar altar . Kampung adalah pusat dari tujuh rumah dan dianggap sebagai bangunan paling suci. Fungsi kampung adalah sebagai altar untuk memuji dan menyembah Tuhan dan roh leluhur. Di Mbaru Nyang, aktivitas keluarga dan warga Waerebo sebagian besar terpusat di lantai dasar rumah atau kawasan yang biasa disebut Tenda. Nyang Gendang rumah induk berbentuk lantai melingkar dan berdiameter 14 meter. Nyang Gena rumah sebelah berdiameter 11 meter. Alasan perbedaan diameter adalah jumlah keluarga yang tinggal di setiap rumah. Ada 8 keluarga di Niang Gendan dan 6 keluarga di Niang Gena. Bagian pribadi Mbaru Nyang memiliki perapian atau ruang yang digunakan untuk memasak dan makan, serta tempat tidur untuk 6-8 keluarga yang tinggal di sana. Kamar-kamar ditata sesuai dengan urutan kelahiran kepala keluarga. Karena itu Rumah Adat Mbaru Niang Itu adalah pusat dari semua rumah adat di desa dan bagian yang paling suci, tempat paling suci, mirip dengan konsep Compang, yang terletak di tengah rumah ini”. Ini sekelumit tentang sejarah Waerebo rumah adat. Semoga informasi ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi para traveller khususnya yang ingin bermain di kampung adat ini. Sumber Keluarga Waerebo Tak Harus Mematuhi Buku Adat. Anda tidak harus terlihat seperti orang lain untuk mencintai mereka. – Tidak dikenal Seseorang yang terus belajar menulis. Alasan penulisannya sederhana karena “tersebar” dengan kalimat Pramoedya yang berbunyi seperti ini Manusia boleh saja bijak seperti surga, tetapi sebelum menulis ia akan menghilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis membutuhkan waktu selamanya. Rumah Adat Mbaru, ada yang pernah dengar? Nah, yang belum tahu harusnya tahu banget karena rumah adat Mbaru niang merupakan rumah adat NTT yang terkenal dengan bentuknya yang unik. Tak lupa, rumah adat ini juga diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya kawasan Asia-Pasifik. Rumah adat Mbaru niang ini merupakan rumah adat dari desa Wa Rebo yang terletak di dataran tinggi Mangarai. Yuk jelajahi rumah adat Mbaru Niang Khas NTT! Desa Adat Di Indonesia Yang Wajib Dikunjungi Ya, atap rumah adat di Mbaru NTT tidak terbuat dari keramik, seng, atau genteng. Atap rumah adat Mbaru ini terbuat dari daun lontar yang sudah dikeringkan. Daun teratai menutupi rumah hingga menyentuh tanah. Sangat keren dan sangat unik! Padahal, jika melihat rumah dari atas dan bawah. Hal ini juga berlaku pada rumah adat Mbaru. Bentuk atapnya yang seperti kerucut akan langsung mengejutkan kita. Tetapi yang paling menakjubkan adalah jika Anda melihat seluruh rumah, berbentuk piramida, selimut baru berbentuk kerucut, dan alasnya bulat. Menurut tradisi dan kepercayaan Wa Rebo, bentuk tumpeng ini memiliki filosofi, yaitu simbol perlindungan dan persatuan antar umat. Bentuk rumah yang melingkar memiliki filosofi yang melambangkan keadilan dan keharmonisan dalam keluarga dan warga negara. Sangat unik! Keunikannya tidak hanya sampai di situ, tetapi melihat lebih dekat konstruksi rumahnya. Anda tidak akan menemukan paku di sana. Untuk menggantinya, mereka menggunakan tali rotan di sela-sela bagian rumah Mbaru Nyang. Tapi untuk tenaga, hmmm, pasti! Karena? Rumah ini bisa hidup di pegunungan, meski angin sangat kencang di pegunungan. Dengan tinggi mencapai 15 meter, rumah Mbaru Nyang memiliki 5 lantai. Ini memiliki 5 fungsi yang berbeda. Lantai satu berfungsi sebagai tempat berkumpulnya keluarga. Lantai kedua didedikasikan untuk penyimpanan bahan makanan dan barang-barang dan tingkat ini disebut area loteng. Lapisan ketiga untuk menyimpan biji benih yang akan ditanam. Lantai empat atau lantai empat kemudian digunakan untuk menyediakan makanan, seperti musim kemarau atau panen. Dan terakhir, berkorbanlah di lantai 5. Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang Di Nusa Tenggara Timur Rumah Mbaru bisa kurang lebih 7 buah, yang sudah ada sejak abad ke-18. Rumah ini akan selalu berjumlah 7 karena memiliki simbol yang menghormati tujuh arah pegunungan yang dianggap sebagai pelindung tradisional desa. Masyarakat Wae Rebo rumah ini memiliki kesamaan aturan leluhur bahwa lantai rumah tidak boleh menyentuh lantai. Bagian telinga dan fungsinya, rumah adat dan fungsinya, bagian blender dan fungsinya, bagian genset dan fungsinya, bagian komputer dan fungsinya, bagian conveyor dan fungsinya, bagian gitar dan fungsinya, bagian kulkas dan fungsinya, rumah adat mbaru niang, bagian hidung dan fungsinya, bagian apar dan fungsinya, bagian avometer dan fungsinya

apa saja keunikan rumah adat mbaru niang